Perbedaan KB IUD & Implan: Pilih Mana yang Pas Buat Kamu?

Table of Contents

Memilih metode Keluarga Berencana (KB) yang tepat itu penting banget buat mengatur kehamilan dan menjaga kesehatan reproduksi. Ada banyak pilihan, tapi dua metode jangka panjang yang cukup populer dan efektif adalah IUD (Intrauterine Device) dan Implan (atau Norplant/susuk KB). Keduanya termasuk dalam kategori LARC (Long-Acting Reversible Contraception) atau kontrasepsi jangka panjang yang bisa dilepas, artinya sangat efektif mencegah kehamilan dan kesuburannya bisa cepat kembali setelah dilepas.

Nah, meskipun sama-sama efektif dan tahan lama, IUD dan Implan itu beda lho. Beda cara kerjanya, beda lokasi pemasangannya, dan beda juga potensi efek sampingnya. Memahami perbedaan ini bisa bantu kamu dan pasangan buat diskusi sama tenaga medis, kira-kira mana nih yang paling cocok buat kondisi dan kebutuhanmu. Yuk, kita bedah satu per satu!

Apa Itu KB IUD?

IUD atau Intrauterine Device sering juga disebut alat kontrasepsi dalam rahim (AKDR). Bentuknya kecil, biasanya seperti huruf ‘T’, dan dipasang langsung di dalam rongga rahim oleh tenaga medis profesional, seperti dokter atau bidan.

Perbedaan KB IUD dan Implan
Image just for illustration

Ada dua jenis utama IUD yang populer:

Jenis-Jenis IUD dan Cara Kerjanya

IUD Tembaga (Copper IUD)

  • Cara Kerja: IUD tembaga dilapisi lilitan kawat tembaga. Tembaga ini melepaskan ion tembaga ke dalam rahim yang menciptakan lingkungan tidak ramah bagi sperma. Ion tembaga melumpuhkan sperma sehingga tidak bisa berenang dan membuahi sel telur. IUD tembaga juga bisa mencegah implantasi sel telur yang sudah dibuahi (meski ini bukan mekanisme utamanya).
  • Keunggulan: Non-hormonal, jadi cocok banget buat kamu yang sensitif sama hormon tambahan atau ingin tetap mengalami siklus menstruasi alami (tanpa pengaruh hormon kontrasepsi). Efektifnya bisa sampai 10 tahun atau lebih, tergantung merek dan jenisnya. Bisa juga digunakan sebagai kontrasepsi darurat jika dipasang dalam waktu 5 hari setelah berhubungan intim tanpa pengaman.
  • Kelemahan Potensial: Seringkali menyebabkan menstruasi jadi lebih banyak, lebih lama, atau lebih nyeri, terutama di bulan-bulan pertama pemakaian.

IUD Hormonal (Hormonal IUD)

  • Cara Kerja: IUD hormonal berbentuk ‘T’ juga, tapi di bagian batangnya mengandung reservoir berisi hormon progestin (biasanya levonorgestrel). Hormon ini dilepaskan secara perlahan ke dalam rahim. Progestin bekerja dengan mengentalkan lendir serviks sehingga sulit ditembus sperma, menipiskan dinding rahim sehingga sulit terjadi implantasi, dan pada beberapa wanita, bisa menekan ovulasi (pengeluaran sel telur) meski ini bukan mekanisme utamanya.
  • Keunggulan: Sangat efektif mencegah kehamilan. Hormon bekerja secara lokal di rahim, jadi efek samping hormonal sistemik (ke seluruh tubuh) cenderung lebih minim dibanding kontrasepsi hormonal lain seperti pil atau suntik. Seringkali membuat menstruasi jadi sangat sedikit, flek, atau bahkan tidak menstruasi sama sekali setelah beberapa bulan pemakaian, yang bisa jadi keuntungan bagi sebagian wanita, terutama yang punya masalah perdarahan haid berlebih atau anemia. Efektifnya bervariasi, mulai dari 3 tahun hingga 7 tahun, tergantung jenisnya.
  • Kelemahan Potensial: Karena mengandung hormon, bisa ada efek samping hormonal seperti spotting (bercak darah) yang tidak teratur, sakit kepala, atau nyeri payudara, meskipun biasanya lebih ringan dibanding kontrasepsi hormonal lain.

Prosedur Pemasangan dan Pelepasan IUD

Pemasangan IUD dilakukan oleh tenaga medis di klinik atau rumah sakit. Prosesnya biasanya memakan waktu sekitar 5-15 menit. Tenaga medis akan melakukan pemeriksaan panggul, membersihkan area serviks, lalu menggunakan aplikator khusus untuk memasukkan IUD melalui serviks ke dalam rahim. Mungkin terasa kram atau nyeri ringan saat pemasangan, mirip nyeri haid. Setelah terpasang, akan ada benang tipis yang menjuntai sedikit ke dalam vagina, benang ini fungsinya untuk memastikan IUD tetap pada tempatnya dan memudahkan saat pelepasannya nanti.

Pelepasan IUD juga dilakukan oleh tenaga medis, biasanya hanya dengan menarik benang IUD. Proses ini umumnya lebih cepat dan kurang nyeri dibanding pemasangan. Setelah IUD dilepas, kesuburan biasanya akan segera kembali.

Kelebihan IUD Secara Umum

  • Sangat Efektif: Termasuk metode kontrasepsi paling efektif (lebih dari 99%).
  • Tahan Lama: Bisa bertahan bertahun-tahun (3-10+ tahun), tergantung jenisnya.
  • Tidak Perlu Diingat Setiap Hari: Setelah terpasang, kamu tidak perlu memikirkan kontrasepsi setiap hari.
  • Cepat Reversibel: Kesuburan kembali dengan cepat setelah IUD dilepas.
  • Pilihan Non-Hormonal Tersedia (IUD Tembaga): Pilihan bagus jika tidak ingin menggunakan hormon.
  • Bisa Memperbaiki Masalah Menstruasi (IUD Hormonal): Mengurangi perdarahan dan nyeri haid.

Kekurangan IUD Secara Umum

  • Prosedur Pemasangan/Pelepasan: Membutuhkan tindakan medis, bisa terasa tidak nyaman atau nyeri.
  • Potensi Efek Samping Awal: Kram, spotting, atau perubahan pola menstruasi di bulan-bulan pertama (lebih berat untuk IUD tembaga, lebih ringan/flek untuk IUD hormonal).
  • Risiko Kecil: Ada risiko sangat kecil IUD bergeser/keluar (ekspulsi) atau, sangat jarang, perforasi (menembus dinding rahim) saat pemasangan. Ada juga sedikit peningkatan risiko infeksi panggul, terutama di 20 hari pertama setelah pemasangan, jika ada infeksi sebelumnya.
  • Tidak Melindungi dari IMS: IUD hanya mencegah kehamilan, tidak melindungi dari Infeksi Menular Seksual (IMS).

Fakta Menarik Seputar IUD

Tahukah kamu? IUD itu salah satu metode kontrasepsi yang sudah ada sejak lama lho, bahkan versi primitifnya sudah digunakan berabad-abad lalu. IUD modern yang kita kenal sekarang mulai dikembangkan di awal abad ke-20. Desainnya terus disempurnakan agar lebih aman dan nyaman. Efektivitas IUD setara dengan sterilisasi (tubektomi/vasektomi), tapi bedanya IUD bisa dilepas dan kesuburan kembali, sementara sterilisasi bersifat permanen. Ini yang membuat IUD jadi pilihan favorit banyak wanita yang ingin menunda kehamilan dalam waktu lama tapi masih berencana punya anak di masa depan.

Apa Itu KB Implan?

KB Implan, yang sering juga disebut susuk KB, adalah batang plastik kecil berukuran seperti batang korek api (sekitar 4 cm) yang fleksibel. Implan ini berisi hormon progestin. Implan dipasang di bawah kulit lengan bagian atas oleh tenaga medis.

Pemasangan KB Implan
Image just for illustration

Cara Kerja Implan

Implan bekerja dengan melepaskan hormon progestin secara perlahan dan stabil ke dalam aliran darah selama masa pakainya (biasanya 3 atau 4 tahun, tergantung jenisnya). Hormon ini mencegah kehamilan terutama dengan cara:

  1. Menekan Ovulasi: Progestin menghambat pelepasan sel telur dari ovarium setiap bulannya. Ini mekanisme utamanya.
  2. Mengentalkan Lendir Serviks: Lendir di leher rahim menjadi lebih kental dan lengket, sehingga sulit dilalui oleh sperma untuk mencapai sel telur.
  3. Menipiskan Dinding Rahim: Membuat dinding rahim tidak siap untuk tempat menempelnya sel telur yang sudah dibuahi, meskipun ovulasi sudah berhasil dicegah.

Karena bekerja secara sistemik (hormon masuk ke peredaran darah), Implan bisa memengaruhi siklus menstruasi dan mungkin menimbulkan efek samping lain terkait hormon.

Prosedur Pemasangan dan Pelepasan Implan

Pemasangan Implan adalah prosedur yang relatif cepat dan sederhana, biasanya hanya butuh waktu beberapa menit. Tenaga medis akan menyuntikkan anestesi lokal di area kulit lengan atas bagian dalam (umumnya di lengan yang tidak dominan), membuat sayatan kecil sekitar 2-3 mm, lalu menggunakan alat khusus untuk memasukkan batang Implan ke bawah kulit. Sayatan ditutup dengan perban atau plester. Kamu mungkin merasakan sedikit tekanan atau tarikan selama prosedur, tapi tidak sakit karena sudah dianestesi.

Pelepasan Implan juga dilakukan di bawah anestesi lokal. Tenaga medis akan meraba letak Implan, membuat sayatan kecil di atasnya, dan menarik Implan keluar. Sayatan kemudian ditutup. Setelah Implan dilepas, kadar hormon akan menurun dan kesuburan biasanya akan kembali dalam beberapa minggu hingga bulan.

Kelebihan Implan

  • Sangat Efektif: Salah satu metode kontrasepsi paling efektif (lebih dari 99%), bahkan lebih efektif dari IUD tembaga karena mekanisme utamanya menekan ovulasi.
  • Tahan Lama: Efektif selama 3 atau 4 tahun (tergantung jenisnya), ada juga yang 5 tahun di beberapa negara, memberikan perlindungan jangka panjang.
  • Tidak Perlu Diingat Setiap Hari: Sama seperti IUD, kamu tidak perlu repot mengingat minum pil setiap hari atau mengganti patch/cincin vagina.
  • Aman untuk Sebagian Besar Wanita: Bisa jadi pilihan bagi wanita yang tidak bisa menggunakan estrogen (misalnya perokok, punya riwayat penggumpalan darah).
  • Cepat Reversibel: Kesuburan kembali dengan relatif cepat setelah Implan dilepas.

Kekurangan Implan

  • Mengandung Hormon: Tidak cocok untuk wanita yang tidak bisa atau tidak mau menggunakan kontrasepsi hormonal.
  • Perubahan Pola Menstruasi: Ini adalah efek samping paling umum. Menstruasi bisa jadi tidak teratur, berupa flek yang berkepanjangan, atau bahkan tidak menstruasi sama sekali. Bagi sebagian orang ini mengganggu, bagi yang lain justru disukai.
  • Efek Samping Hormonal Lain: Potensi efek samping seperti sakit kepala, perubahan berat badan, nyeri payudara, jerawat, atau perubahan mood. Efek samping ini bervariasi pada setiap individu.
  • Prosedur Pemasangan/Pelepasan: Membutuhkan tindakan medis minor dengan sayatan kecil. Ada risiko kecil memar, infeksi, atau nyeri di lokasi pemasangan.
  • Terlihat/Teraba: Batang Implan bisa sedikit teraba di bawah kulit, dan terkadang bisa terlihat jika kamu kurus. Ini mungkin mengganggu estetika bagi sebagian orang.
  • Tidak Melindungi dari IMS: Hanya mencegah kehamilan, tidak melindungi dari IMS.

Fakta Menarik Seputar Implan

Implan adalah metode kontrasepsi yang relatif “baru” dibandingkan IUD. Implan pertama kali disetujui penggunaannya di Amerika Serikat pada tahun 1980-an (Norplant), dan terus dikembangkan menjadi versi yang lebih nyaman dan hanya terdiri dari satu batang (seperti Nexplanon/Implanon yang umum dipakai sekarang). Keunggulan Implan dalam menekan ovulasi menjadikannya salah satu metode kontrasepsi paling andalan dalam mencegah kehamilan.

Perbedaan Kunci Antara IUD dan Implan

Oke, sekarang kita sudah tahu IUD itu apa, Implan itu apa, cara kerjanya, plus-minusnya. Saatnya kita fokus pada perbedaan utamanya supaya lebih gampang membandingkan.

Perbedaan paling mencolok ada di cara kerja, lokasi pemasangan, bahan, durasi, dan efeknya pada menstruasi.

Cara Kerja: IUD tembaga bekerja secara non-hormonal di rahim. IUD hormonal dan Implan sama-sama menggunakan progestin, tapi IUD hormonal bekerja lebih lokal di rahim, sedangkan Implan bekerja secara sistemik di seluruh tubuh (meskipun dosis hormon yang dilepas rendah).

Bahan: IUD umumnya terbuat dari plastik fleksibel dengan lilitan tembaga (untuk jenis tembaga) atau wadah hormon (untuk jenis hormonal). Implan berupa batang plastik kecil yang diisi hormon.

Lokasi Pemasangan: IUD dipasang di dalam rahim. Implan dipasang di bawah kulit lengan atas. Ini perbedaan fisik yang paling jelas!

Lokasi Pemasangan IUD dan Implan
Image just for illustration

Prosedur: Pemasangan IUD memerlukan pemeriksaan panggul dan insersi melalui serviks. Pemasangan Implan memerlukan sayatan kecil di lengan.

Durasi Efektivitas: Umumnya IUD bertahan lebih lama daripada Implan. IUD tembaga bisa sampai 10+ tahun, IUD hormonal 3-7 tahun. Implan umumnya 3 atau 4 tahun.

Efek pada Menstruasi: Ini sering jadi pertimbangan utama. IUD tembaga cenderung bikin menstruasi lebih banyak/nyeri. IUD hormonal dan Implan cenderung bikin menstruasi lebih sedikit, flek, atau bahkan berhenti sama sekali.

Untuk memudahkan melihat perbedaannya, lihat tabel di bawah ini:

Tabel Perbandingan KB IUD vs Implan

Fitur Penting KB IUD (Intrauterine Device) KB Implan (Susuk KB) Catatan Penting
Lokasi Pemasangan Di dalam rongga rahim Di bawah kulit lengan atas bagian dalam Perbedaan paling jelas secara fisik.
Bentuk Fisik Kecil, seperti huruf ‘T’ atau spiral Batang plastik kecil (sekitar 4 cm) Teraba di bawah kulit (Implan), tidak teraba (IUD, hanya benang).
Bahan Utama Plastik + Tembaga (Non-Hormonal) atau Plastik + Hormon (Hormonal) Plastik + Hormon Progestin Pilihan non-hormonal hanya ada di IUD.
Cara Kerja Lokal di rahim (mempengaruhi sperma, dinding rahim; hormonal juga mengentalkan lendir & menekan ovulasi) Sistemik (menekan ovulasi secara kuat, mengentalkan lendir, menipiskan rahim) Hormon IUD lebih terfokus di rahim, Implan ke seluruh tubuh.
Mengandung Hormon? Ada jenis Hormonal dan Non-Hormonal (Tembaga) Ya, selalu mengandung hormon (Progestin) Pilihan non-hormonal cocok jika sensitif/tidak boleh hormon.
Durasi Efektivitas IUD Tembaga: 10+ tahun. IUD Hormonal: 3-7 tahun 3-4 tahun (tergantung jenisnya) IUD tembaga durasinya paling panjang.
Efektivitas Mencegah Kehamilan >99% >99% (Salah satu paling efektif) Keduanya sangat-sangat efektif, setara dengan sterilisasi.
Prosedur Pemasangan Oleh tenaga medis, lewat serviks ke rahim. Membutuhkan pemeriksaan panggul. Oleh tenaga medis, sayatan kecil di lengan setelah anestesi lokal. Implan prosedurnya di luar area panggul.
Prosedur Pelepasan Oleh tenaga medis, menarik benang IUD (biasanya lebih mudah dari pasang). Oleh tenaga medis, sayatan kecil di lengan untuk menarik Implan keluar. Keduanya butuh bantuan profesional.
Pengaruh pada Menstruasi IUD Tembaga: Cenderung membuat haid lebih banyak/nyeri. IUD Hormonal: Cenderung membuat haid lebih sedikit/flek/tidak haid. Cenderung membuat haid tidak teratur, flek, atau tidak haid. Perubahan pola haid adalah efek samping paling umum untuk keduanya (kecuali IUD tembaga nyeri/banyak).
Efek Samping Hormonal Sistemik Minimal (IUD Hormonal) atau Tidak Ada (IUD Tembaga) Ada kemungkinan (sakit kepala, mood, berat badan, jerawat - bervariasi tiap orang) Jika sangat ingin menghindari efek hormonal sistemik, IUD hormonal lebih aman drpd Implan.
Kesuburan Kembali Setelah Dilepas Cepat Cepat Kesuburan kembali dalam hitungan minggu/bulan.
Bisa untuk Ibu Menyusui? Ya Ya Kedua metode aman untuk ibu menyusui.
Melindungi dari IMS? Tidak Tidak Selalu gunakan kondom untuk perlindungan ganda dari IMS.

Memilih yang Tepat: Pertimbangan Penting

Setelah melihat perbedaannya, mungkin kamu sudah punya bayangan. Tapi penting banget buat nggak memutuskan sendiri ya! Diskusi sama suami/pasangan dan yang paling krusial, konsultasi dengan dokter atau bidan. Mereka bisa menilai kondisi kesehatanmu dan memberikan rekomendasi terbaik.

Beberapa hal yang perlu kamu pertimbangkan saat memilih antara IUD dan Implan:

Kondisi Kesehatan dan Riwayat Medis

Punya riwayat medis tertentu bisa bikin salah satu metode lebih disarankan atau justru dihindari. Misalnya, wanita dengan riwayat penggumpalan darah (thrombosis) atau penyakit liver parah mungkin tidak disarankan pakai KB hormonal (termasuk Implan dan IUD Hormonal). Wanita dengan kelainan bentuk rahim atau infeksi panggul aktif mungkin tidak cocok pakai IUD. Ceritakan riwayat kesehatanmu selengkap-lengkapnya pada tenaga medis.

Preferensi Pribadi (Hormonal vs Non-Hormonal)

Apakah kamu nyaman menggunakan kontrasepsi hormonal? Atau justru ingin menghindari hormon sama sekali? Jika kamu tidak mau hormon tambahan dalam tubuhmu, IUD tembaga adalah satu-satunya pilihan LARC non-hormonal. Jika kamu tidak masalah dengan hormon (atau justru ingin efek samping ‘menstruasi sedikit/tidak ada’ yang sering didapat dari progestin), IUD hormonal atau Implan bisa dipertimbangkan.

Toleransi Efek Samping

Bagaimana toleransimu terhadap perubahan siklus menstruasi? Apakah kamu keberatan jika menstruasi jadi lebih banyak dan nyeri (potensi IUD tembaga)? Atau kamu lebih keberatan jika menstruasi jadi tidak teratur, flek, atau tidak menstruasi sama sekali (potensi IUD hormonal & Implan)? Bagaimana dengan potensi efek samping hormonal lain seperti jerawat atau perubahan mood? Pikirkan mana yang paling bisa kamu terima atau kelola.

Rencana Masa Depan (Kapan Mau Hamil Lagi?)

Meskipun keduanya reversibel dan kesuburan cepat kembali, durasi efektifnya berbeda. Jika kamu ingin menunda kehamilan sangat lama (misalnya 10+ tahun), IUD tembaga mungkin paling pas. Jika rencanamu menunda kehamilan sekitar 3-4 tahun, Implan bisa jadi pilihan yang sangat praktis. Jika rencananya lebih pendek, bisa juga tetap pakai Implan atau IUD hormonal dengan durasi 3-5 tahun. Diskusikan target waktu menunda kehamilanmu.

Kemudahan dan Kenyamanan

IUD dipasang di rahim, mungkin terasa ada sensasi “mengganjal” di awal (walau seharusnya tidak terasa setelah terbiasang) dan kamu harus rajin mengecek benang IUD (atau kontrol ke bidan/dokter). Implan dipasang di lengan, teraba, tapi setelah terpasang kamu tidak perlu melakukan pengecekan rutin sendiri selain kontrol sesuai jadwal. Prosedur pemasangan IUD mungkin lebih tidak nyaman bagi sebagian wanita dibanding Implan karena melibatkan area panggul.

Tips Sebelum dan Saat Konsultasi dengan Tenaga Medis

Sudah punya gambaran? Bagus! Langkah selanjutnya adalah bikin janji konsultasi sama dokter obgyn atau bidan yang terpercaya. Supaya konsultasimu makin efektif, ini beberapa tips:

  1. Siapkan Pertanyaan: Tulis semua pertanyaan yang ada di benakmu. Misalnya:
    • “Dari kondisi kesehatan saya, mana yang lebih direkomendasikan, IUD atau Implan?”
    • “Apa saja potensi efek samping yang paling mungkin terjadi pada saya dengan IUD hormonal/tembaga/Implan?”
    • “Bagaimana prosedur pemasangan dan pelepasannya? Apakah sakit?”
    • “Bagaimana dampaknya terhadap siklus menstruasi saya?”
    • “Berapa lama metode ini efektif dan kapan saya harus kontrol atau menggantinya?”
    • “Apakah ada biaya yang perlu saya siapkan untuk pemasangan, pelepasan, atau kontrol?”
  2. Jujur dengan Riwayat Medis: Jangan sembunyikan informasi apapun tentang kesehatanmu, alergi, obat-obatan yang sedang dikonsumsi, riwayat penyakit dalam keluarga, atau pengalaman kontrasepsi sebelumnya. Informasi ini krusial buat tenaga medis menentukan pilihan terbaik.
  3. Jelaskan Gaya Hidup dan Preferensimu: Sampaikan apakah kamu ingin kontrasepsi hormonal atau non-hormonal, bagaimana toleransimu terhadap nyeri atau ketidaknyamanan prosedur, dan bagaimana rencana kehamilanmu di masa depan.
  4. Minta Penjelasan Ulang Jika Tidak Paham: Jangan sungkan minta dokter/bidan menjelaskan lagi sampai kamu benar-benar mengerti. Ini tentang tubuh dan kesehatanmu, jadi pastikan kamu mendapatkan informasi yang jelas.

Mitos dan Fakta Seputar IUD dan Implan

Banyak banget mitos beredar soal KB, termasuk IUD dan Implan. Jangan langsung percaya ya!

  • Mitos: IUD atau Implan bisa bikin mandul permanen. Fakta: TIDAK BENAR. Keduanya adalah kontrasepsi reversibel. Setelah dilepas, kesuburan akan kembali. Memang butuh waktu bervariasi tiap individu, tapi tidak menyebabkan mandul permanen.
  • Mitos: IUD bisa pindah ke mana-mana di dalam tubuh. Fakta: Sangat jarang IUD berpindah dari rahim. Yang mungkin terjadi adalah IUD bergeser sedikit atau keluar sendiri dari rahim (ekspulsi), tapi tidak sampai berjalan ke organ lain. Perforasi (menembus dinding rahim) saat pemasangan itu sangat langka dan biasanya terdeteksi segera.
  • Mitos: Implan bisa bergerak jauh dari tempat pemasangan. Fakta: Implan dipasang di bawah kulit dan biasanya akan tetap di lokasi tersebut. Dalam kasus yang sangat langka, Implan bisa berpindah sedikit dari lokasi asli di lengan, tapi tidak sampai ke organ vital atau area lain yang jauh.
  • Mitos: Pakai IUD atau Implan itu bikin gemuk. Fakta: Perubahan berat badan adalah salah satu potensi efek samping hormonal dari Implan (dan IUD hormonal), tapi dampaknya bervariasi pada setiap wanita. Banyak faktor lain yang memengaruhi berat badan (pola makan, aktivitas fisik, genetika). Tidak semua pengguna Implan/IUD hormonal akan mengalami kenaikan berat badan. IUD tembaga tidak menyebabkan kenaikan berat badan karena non-hormonal.
  • Mitos: Pasang IUD atau Implan itu sakit banget. Fakta: Prosedurnya mungkin terasa tidak nyaman atau nyeri ringan, tapi biasanya dapat ditoleransi. Tenaga medis biasanya menggunakan anestesi lokal, terutama untuk Implan, untuk mengurangi rasa sakit. Kram atau nyeri setelah pemasangan juga umum tapi biasanya bisa diatasi dengan obat pereda nyeri biasa.

Percayalah pada informasi dari sumber medis terpercaya, bukan dari gosip yang belum tentu benar ya.

Kesimpulan Singkat

Baik KB IUD maupun Implan adalah pilihan kontrasepsi jangka panjang yang sangat efektif dan reversibel. IUD punya pilihan non-hormonal (tembaga) dan hormonal, dipasang di rahim, dan bisa bertahan hingga 10+ tahun. Implan selalu hormonal, dipasang di lengan, dan bertahan 3-4 tahun. Perbedaan mendasar lainnya ada pada potensi efek samping terkait menstruasi dan kemungkinan efek samping hormonal sistemik (lebih mungkin pada Implan dibanding IUD hormonal).

Memilih di antara keduanya bukan perkara “mana yang lebih baik”, tapi “mana yang paling sesuai dengan kebutuhan, kondisi kesehatan, dan preferensi pribadimu”. Jangan ragu untuk mencari informasi lebih lanjut dan, yang paling penting, diskusikan secara mendalam dengan dokter atau bidanmu. Mereka adalah ahli yang bisa membantumu mengambil keputusan terbaik untuk masa depanmu.

Gimana? Sekarang sudah lebih jelas kan perbedaan antara KB IUD dan Implan? Semoga informasi ini bermanfaat ya!

Yuk, ceritakan pengalaman atau pendapatmu di kolom komentar! Metode KB apa yang pernah kamu pakai atau sedang kamu pertimbangkan? Ada pertanyaan lain seputar IUD atau Implan? Sharing is caring!

Posting Komentar